Menkes Sebut Virus Corona Bisa Bertahan Puluhan Tahun, Ungkap 4 Strategi Penanganannya…
BERITAKARYA.COM, JAKARTA – Virus Corona atau Covid-19 bisa bertahan puluhan tahun. Karenanya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan 4 strategi untuk menangani pandemi tersebut. Hal tersebut disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Empat strategi itu terdiri dari strategi penanganan di hulu atau pencegahan penularan dan di hilir, dalam hal ini termasuk rumah sakit dan tempat isolasi pasien Covid-19. “Untuk mengurangi laju penularan Covid-19 itu ada empat hal. Tiga di hulu, satu di hilir,” ujarnya seperti dilansir kompas, Rabu (23/6/21).
Tiga strategi di bagian hulu, yakni kepatuhan menjalankan protokol kesehatan, pelaksanaan 3T dan isolasi, dan vaksinasi Covid-19. Kemudian satu strategi di hilir adalah terkait pengobatan dan perawatan. “Keempat strategi ini harus dijalankan secara bersamaan,” ujar Budi.
Dia menekankan, empat strategi ini menjadi penting karena sifat dari virus corona yang bisa bertahan hidup dalam waktu sangat lama. Sama halnya dengan virus-virus lain, virus corona penyebab Covid-19 juga bisa bertahan hidup hingga puluhan bahkan ratusan tahun.
Sehingga, kata Budi, dalam penanganan sebuah pandemi tujuan utamanya bukan menghilangkan virusnya. “Virus itu bisa ada selama 10 tahun, 100 tahun, tapi yang penting buat kita, kita bisa mengontrol pandemi ini. Kalau bisa flattening the curve,” ujar dia.
Dengan kata lain, dia menekankan tentang bagaimana cara mengurangi laju penularan Covid-19. Karena sifat virus yang akan bertahan dalam waktu lama, Budi berpendapat penularan masih berpotensi terus terjadi. Namun, yang terpenting orang yang sakit tidak melebihi kapasitas pelayanan kesehatan. “Biarkan virus ini menular, yang penting orang yang sakit ini tidak pernah lebih tinggi dari kapasitas RS,” katanya lagi.
Budi mencontohkan dengan penghitungan matematis. Pada dasarnya, dari 100 persen yang terpapar Covid-19, sebanyak 80 persennya akan diisolasi dan dapat sembuh dengan sendirinya. Kemudian, sebanyak 20 persen akan masuk RS. Sementara itu dari 20 persen tadi sebanyak 5 persen akan masuk ICU. “Lalu sebanyak 1,7 persen wafat. Itu statistik selama ini,” ucapnya.
Selain itu, jika dilihat dari fatality rate virus corona penyebab Covid-19 tidak lebih mematikan dibandingkan HIV atau TBC. Budi menyebutkan, kejadian kematian akibat HIV dan TBC lebih banyak jika dibandingkan Covid-19.
“Hanya saja yang menjadi musuh kita adalah penularannya. Kalau penularan banyak sekali, orang bukan mati gara-gara penyakit tapi gara-gara gabisa dirawat di RS. Oleh karenanya, menekan laju penularan ini menjadi penting,” tandasnya. (*/kc)