Musa Rajekshah Bantu Pasar Produk UMKM Lokal Dipajangkan di PRSU Medan

BERITAKARYA.COM, MEDAN – Pemprov Sumatera Utara (Sumut) bakal menjadikan ruang Dinas Koperasi di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Jalan Gatot Subroto, Medan, sebagai tempat pemajangan (Display) hasil produksi Usaha mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Sumut.

PRSU Medan juga rencananya akan dijadikan sebagai tempat lokasi berbagai even penting untuk mendorong agar pengujung tidak hanya musiman berkunjung kesana. 

Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengatakan, ke depan Pemprov Sumut akan punya ruang display milik Dinas Koperasi di PRSU untuk menampung produk UMKM lokal.

“Itu akan dibenahi agar banyak produk-produk UMKM dimunculkan disana, bisa membantu pemasaran,” kata Musa Rajekshah saat meninjau rumah produksi makanan khas lokal, sambal Medan-Crispy22 (MDC-22) di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Senin (28/6/21).

Menurutnya, Dinas Koperasi dan UMKM dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah diinstruksikannya agar cepat tanggap turun ke lapangan ikut membantu para pelaku UMKM di Sumut.  “Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan terus memaksimalkan peran, hadir di tengah tengah masyarakat dan pelaku usaha, mendorong mengembangkan usaha usaha UKM di Sumut,” ujarnya.

Musa Rajekshah yang akrab disapa Ijeck ini mengatakan, terkait instruksi gubernur tentang pasar-pasar modren seperti Indomaret dan Alfa Mart harus menampung produk UMKM lokal (20 persen) seharusnya sudah berjalan. 

“Tinggal sampaikan kepada kita kalau memang ada yang tidak menerima produk UMKM itu. Karena sudah ada instruksi gubernur. Tapi memang ada standartnya untuk produk yang dipasarkan disitu (Pasar Modren),” tuturnya.

Dia meyakini tidak ada pengusaha yang mau melanggar apa yang sudah menjadi ketetapan pemerintah terkait dengan instruksi gubernur, supaya menampung produk UKM lokal di pasar modren. 

“Mungkin, dia (Pasar Modren) punya standart aturan-aturan. Itu yang mungkin harus diikuti. Itupun kalau standart aturan itu sengaja dibuat agar membuat orang (produk lokal) tidak masuk, itupun tidak benar. Kalau ada,  itu bisa dilaporkan ke kita,” ungkapnya. 

Sementara pemilik usaha Medan-Crispy-22 (MDC-22) Koad Chamdi mengatakan, sebagai pemasok makanan sambal kemasan ke pasar modren, pihaknya tidak menemui kendala asalkan produk itu sesuai standart yang ditentukan.

“Semua pasar modern seperti Indomaret dan Alfa Mart menerima produk kita. Memang tergantung UKM-nya. Kita sendiri tidak ada kendala, produk kita gak kalah dengan produk kemasan mereka. tetapi memang mereka seperti Indomaret punya aturan la,” tukasnya.  

Chamdi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran serta perhatian Wagub Sumut untuk melihat produksi rumahan yang ia jalankan bersama dengan belasan ibu rumah tangga. Apalagi tidak sekadar hadir, dorongan untuk penguatan produk khususnya kemasan, memberikan motivasi baginya dalam hal memperkuat industri makanan olahan tersebut.

“Saya sangat senang dan berterima kasih atas kedatangan beliau (Wagub). Jadi bisa melihat ada UKM yang punya potensi luar biasa untuk dikembangkan. Mudah-mudahan ini bisa dikembangkan dengan bantuan pemerintah, bagaimana membentuk klaster lain untuk satu daerah tertentu, agar lebih mudah dideteksi,” tandasnya. (*/sn)

Tinggalkan Balasan