Anggota Dewan Pakar Golkar Sumut Maruli Siahaan Puji dan Apresiasi Kinerja Kapolda Sumut

BERITAKARYA.COM, MEDAN – Anggota Dewan Pakar DPD I Partai Golkar Sumut Dr Maruli Siahaan SH MH mengapresiasi kinerja Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak karena berhasil mengungkap dua pembunuhan sadis.

Dua pembunuhan sadis tersebut adalah pembunuhan wartawan Mara Salem Harahap di Kabupaten Simalungun dan pembunuhan Kalinus Zai, karyawan toko elektronik di Deliserdang.

“Ini sebagai motivasi menyambut HUT-75 Bhayangkara, personel Polri harus lebih semangat dalam memberi perlindungan, pelayanan dan pengayom masyarakat,” ujar Maruli yang merupakan mantan pejabat utama (PJU) Polda Sumut dengan pangkat terakhir Komisaris Besar (Kombes).

Maruli Siahaan yang memiliki ilmu reserse mumpuni mengaku mengungkap kasus pembunuhan tidaklah gampang, perlu ketelitian dan profesionalisme bahkan dituntut kesabaran apalagi jika bukti-bukti sangat minim.

Dia menilai, penyidik memiliki kemampuan untuk itu. Kemampuan itu, menurut Maruli, tidak terlepas dari dungan dan motivasi yang diberikan Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak dan Ditreskrimum Kombes Tatan Dirsan Atmaja, yang memimpin langsung penyelidikan.

“Saya apresiasi dan angkat jempol. Semoga dengan keberhasilan ini tidak membuat terlena karena masih banyak kasus kejahatan yang lebih sulit lagi, baik dari kwalitas dan kwantitas dengan modus beragam apalagi di zaman IT ini, karena itu terus asa kemampuan dan ilmu reserse,” kata mantan Kasat Reskrim Poltabes (sekarag Polrestabes) Medan, era 1990-an itu.

Melihat kasus seperti ini, imbuh Maruli, teringat di masa bertugas yang telah banyak mengungkap kasus kejahatan berskala besar. Dituntut ketelitian dan kesabaran bahkan harus melakukan berbagai cara agar kasusnya bisa terungkap.

Semisal pembunuhan berantai yang melibatkan tersangka Ahmad Suraji alias Nasib AS alias Dukun AS yang harus menyeret istri pertamanya. Di mana Ahmad Suraji terpaksa dihukum mati karena membunuh sebanyak 42 wanita. Modusnya, untuk menambah ilmu.

Jadi, dalam kasus pembunuhan Mara Salem Harahap alis Marsal di Simalungun, Maruli Siahaan menilai tergolong kriminalitas yang dilakukan secara profesional mengingat luka tembak di paha kirinya, apalagi korban sengaja dihabisi ditempat sepi yang tidak ada saksi apalagi alat sebagai petunjuk. Pelakunya pengusaha hiburan malam yang juga politikus, pernah menjadi calon walikota P.Siantar tahun 2015, yakni inisial Su.

Dalam tempo satu Minggu, memeriksa 54 saksi hingga menangkap tiga orang pelaku. “Tidak kejahatan yang sempurna tanpa meninggalkan jejak. Di sinilah dituntut ketelitian, kesabaran dan profesionalitas,” imbuhnya.

Satu pelajaran yang Maruli lihat, bahwa Kapolda Sumut sangat ngotot menguji profesionalisme anggotanya untuk mengungkap kasus itu.

“Saya dapat informasi, kalau Kapolda Sumut menunda Sertijab sejumlah Kapolres untuk menyelesaikan kasus yang tertunda, salah satunya terkait kasus ini. Di sini menunjukkan kalau Kapolda tidak ingin menurunkan kasus lama kepada pejabat yang baru, dengan batas yang diyakini mampu untuk diselesaikan atau diungkap. Di sini tampak kalau Pak Panca sangat menginginkan kasus itu cepat terungkap, dan ini bisa menjadi motivasi bagi personel Polri kedepan,” tandasnya.

Kemudian, tambah 4 orang anak yang semuanya lulusan alumni Akademi TNI dan Akpol itu, kasus pembunuhan Kalinus Zai. Motif perampokan dengan pembunuhan sadis, korban dipukul menggunakan kunci roda dan mayatnya dicampakkan dari dalam mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, dengan harapan kedua pelaku diyakini korban tabrak lari.

Tapi dengan kejelian dan keseriusan Ditreskrimum Polda Sumut bekerja sama dengan Polres Deliserdang, dalam tempo dua hari, kasusnya tuntas dengan menangkap dua pelaku.

“Pada intinya, Polri bekerja tidak dapat sendiri. Keberhasilan tugas Polri dapat terlaksana dengan baik jika Polri “mengambil hati” rakyat. Maka dari itu, agar Polri semakin dicintai rakyat sebagaimana motto Polri Presisi (Prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan), agar melayani, menjalin hubungan dengan masyarakat dan berlaku humanis dalam pelayanan,” katanya.

Yang tidak kalah penting, kata tokoh masyarakat Sumatera Utara itu, segenap anggota Polri dimanapun berada agar selalu mengingat pesan Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak, ”Jangan jual integritasmu, kita berasal dari rakyat dan kembali kepada rakyat. Jangan sakiti hati rakyat,” pungkas Maruli. (*/mpo)

Tinggalkan Balasan