Jenderal Polisi Ketemu Pemuda yang Puluhan Tahun Lalu Memukulinya Hingga Babak Belur, Apa yang Terjadi?…
BERITAKARYA.COM, MEDAN – Seorang pemuda anak tentara yang terkenal sangat arogan memukuli seorang bocah hingga babak belur dan lebam-lebam. Padahal si bocah tak memiliki salah apa pun. Puluhan tahun kemudian, keduanya pun bertemu kembali. Si anak tentara buka usaha warung kopi, sementara si bocah menjadi seorang jenderal. Lalu apa yang terjadi? Ini kisahnya…
Suatu hari, seorang bocah mengantar barang dagangan milik ibunya. Ia menumpang truk. Di perjalanan, truk yang mereka tumpangi dihadang oleh Momok, anak tentara berpangkat letnan. Momok marah karena kendaraannya disalip truk yang ditumpangi bocah tersebut. Bocah dan sopir truk itu langsung ketakutan.
Pasalnya, Momok terkenal arogam, suka mabuk-mabukan dan membuat onar. Benar saja, sejurus kemudian Momok memerintah sopir truk dan bocah itu untuk turun. Tanpa ampun, Momok memukuli dan menginjak-injak sopir truk hingga terkapar. Sementara bocah itu matanya bengkak dan lebam-lebam-babak belur kena bogem mentah. Tak ada satu pun warga yang berani melerai.
Bocah itu adalah Baharuddin Djafar yang kelak menjadi jenderal polisi bintang dua, inspektur jenderal (Irjen). Meski telah berlalu puluhan tahun, Irjen Baharudin Djafar tetap mengingat peristiwa tak mengenakkan tersebut. Dendam? Itu bukan tipe Baharudin.
Ia telah memaafkan Momok. Bahkan, setiap pulang kampung ke Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), ia kerap singgah di warung kopi milik Momok, dan memberi Momok uang. Seperti dikutip beritakarya.com dari buku ‘Jenderal Besorban’ yang ditulis Zulkifli Tanjung dan Riznal Faisal terbitan Elex Media Komputindo terbitan Mei 2021 halaman 168-170, Jumat (2/7/21).
“Ini yang pukul saya waktu kecil,” kepada orang-orang yang duduk di warung sambil menunjuk Momok yang usianya 6 tahun lebih tua. Anak Letnan Abi itu pun tersenyum kecut. Dia mengaku khilaf, dan meminta maaf. Baharudin hanya tersenyum dan mengangguk. (*/ht)
Dapatkan Buku ‘Jenderal Besorban’, buku kaya inspirasi dan filosofi hidup, di seluruh toko Gramedia di Indonesia. Harga Rp 80 ribu (untuk Pulau Jawa).