Mengenang H Anif (Bagian-4): Djumiati Naik Haji…

H Anif bersama puteranya H Musa Rajekshah di kediamannya Jalan Tembakau Deli, Medan. (foto: ist)

BERITAKARYA.COM, MEDAN – Ini bukan sinetron ‘Tukang Bubur Naik Haji’ yang cuma cerita fiksi. Tapi cerita kemurahan hati almarhum H Anif sehingga seorang pramusaji (pelayan, Red) benar-benar naik haji.

Cerita mengharu biru ini merupakan salah satu kisah kedermawanan H Anif yang tak pernah memandang status atau latar belakang yang dibantunya. Doa seorang pramusaji yang ‘bermimpi’ naik haji ke tanah suci Makkah, diijabah Allah SWT melalui tangan H Anif.

Adalah Djumiati seorang pramusaji yang berkerja di Hotel Polonia, Jalan Sudirman, Medan. Ia menangis haru saat H Anif membiayainya naik haji, langsung pada tahun itu juga.

Perihal Djumiati naik haji diungkap dalam buku biografi H Anif: Hidup Ikhlas Tanpa Tipu Muslihat, karya wartawan senior Toga Nainggolan, terbitan Trim Komunikata Publishing House, Bandung, 2014, halaman 278-279.

“Sejak tahun 1988, saya sudah mengenal Pak Anif. Waktu itu, (saya) sebagai karyawan baru bagian pramusaji di Hotel Polonia Medan. Saya diminta untuk melayani Pak Anif dan tamu-tamunya. Beliau sering menjamu tamu-tamunya di tempat hotel saya berkerja,” kata Djumiati.

Djumiati mengaku jarang berkomunikasi dengan tamu hotel, paling banter hanya mengucapkan salam dan terimkasih. Tapi karena lama sering melayani H Anif, ia jadi sering berkomunikasi karena menjawab pertanyaan H Anif, terutama saat ia sedang menunggu kedatangan tamunya. “Macam-macam yang beliau bicarakan, termasuk berbagai nasihat dan motivasi,” sebutnya.

Suatu hari di tahun 2003, saat Djumiati sedang menyiapkan pesanan H Anif yang sedang menunggu tamu-tamunya, ia bertanya tentang pekerjaan dan tujuan hidup Djumiati. “Saya jawab, meski hanya berkerja sebagai pramusaji, tapi saya bercita-cita agar dapat naik haji di akhir hidupku,” akunya.

Pak Anif lalu bertanya. “Betul Djum, kamu mau naik haji?”, Djumiati pun menjawab, “Betul pak, tapi kalau saat ini rasanya mustahil. Gaji yang saya terima pas-pasan untuk kebutuhan rumah tangga. Bahkan, kadang-kadang tidak cukup untuk satu bulan”. H Anif menimpali, “Ah, kita harus percaya kekuasaan Allah. Meski pun kamu pramusaji, kalau Allah berkehendak, maka semuanya akan terjadi”.

Mendengar jawaban itu, Djumiati hanya tersenyum. Namun tiba-tiba dia tersentak saat H Anif kembali berujar. “Djum, saya akan membiayai kamu naik haji!”

Djumiati pun mengaku terperangah, namun H Anif menegaskan lagi jika ia bersungguh-sungguh. “Bahkan putera beliau yang ada di sampingnya ikut meyakinkan saya”. Dia bilang, “Percayalah bu, kalau bapak sudah berjanji pasti ditepati”.

Wanita itu pun langsung menangis haru saat membayangkan mimpinya ke tanah suci bakal terwujud. “Saya menangis, mengucapkan terimakasih dan mencium tangan beliau. Pak Anif hanya mengangguk dan mengerti keharuan yang saya rasakan,” ucapnya.

“Tahun berikutnya atas bantuan beliau, saya benar-benar menjejakkan kaki ke Baitullah, yang lebih membuat saya bahagia, suami saya juga ikut bersama-sama karena sebelumnya sudah memiliki tabungan haji,” ujarnya.

“Semua anugerah itu datangnya dari Allah, namun tentu saja saya tidak bisa melupakan kemurahan hati Pak Anif,” tandasnya. (*/bersambung)

Tinggalkan Balasan