Tuhan Maha Adil! Fitnah Keji Terhadap Terbit Rencana Akhirnya Terbantahkan

BERITAKARYA.COM, LANGKAT – Tuhan Maha Adil! Fitnah keji dan pembunuhan karakter yang ditujukan kepada Bupati Langkat Nonaktif, Terbit Rencana PA, perlahan-lahan mulai terungkap. Bukan Ketua DPD II Partai Golkar Langkat itu yang membantahnya, tapi langsung masyarakat yang mengungkap fakta sebenarnya.

Mereka pun tak rela, sosok Terbit Rencana jadi bulan-bulanan kelompok yang mencari ‘panggung’ di tengah cobaan yang sedang dihadapi tokoh dermawan dan relegius tersebut. Fakta tentang ‘kerangkeng’ yang dituduh sebagai tempat penyiksaan dan perbudakan modern, dengan tegas dibantah salah satu ‘alumni’ panti rehabilitasi narkoba tersebut.

Alumni tersebut adalah Jimi. Dengan tegas dia membantah, bahwa ‘kerangkeng’ tersebut bukan  tempat penyiksaan, apalagi sebagai tempat perbudakan modern. Jimi mengatakan, ‘kerangkeng’ itu adalah panti rehabilitasi narkoba yang dibangun dan dibiayai secara mandiri oleh Terbit Rencana PA. Jimi sendiri pernah dirawat di tempat itu hingga sembuh.

Jimi menceritakan pengalamannya selama dua tahun menjalani rehabilitasi. Dia mengaku menjalani rehabilitasi sejak Juni 2018 hingga dinyatakan sembuh pada Oktober 2020. “Saya ini tinggal di rehabilitasi ini 2018 bulan Juni dan saya keluar tahun 2020 bulan Oktober,” kata Jimi kepada wartawan, Jumat (28/1/22).

Dia menjelaskan dirinya bisa masuk ke panti rehabilitasi itu karena diajukan dari orangtuanya. Menurut Jimi, dari orangtuanya mendaftar dan mempercayakannya untuk jalani rehabilitasi agar sembuh dari kecanduan narkotika. Dia bilang selama direhabilitasi diberikan makan tiga kali setiap hari. Makanan itu diberikan secara gratis tanpa biaya sepeser pun.

Lalu, kegiatan yang dijalani Jimi saat rehabilitasi yaitu sebagai muslim beribadah salat dan mengaji. Ia menyebut untuk yang non muslim seperti Kristiani ada kegiatan rohani setiap malam Rabu dan Minggu. Selain itu, kegiatan lain yaitu bekerja di pabrik milik Terbit Rencana Peranginangin. Jimi mengaku keinginannya bekerja karena dari dirinya yang memohon.

“Itu bukan dipekerjakan. Itu yang kita mohon sendiri. Ya, kalau namanya warga binaan, ya nggak mungkinlah (digaji). Tapi, setelah kita keluar dipekerjakan menurut skill kita,” jelas Jimi.

Menurutnya, selama menjalani rehabilitasi, tidak ada unsur paksaan terhadapnya termasuk saat bekerja. Jimi mengaku saat ini dirinya yang sudah sembuh ditampung bekerja di pabrik milik Terbit Rencana. “Tidak sepeser rupiah pun tidak dikenakan biaya. Malahan saya sekarang kan dipekerjakan di pabrik bupati,” katanya.

Jimi mengatakan selama jalani rehabilitasi dia mendapatkan spirit. Selain kemauan untuk sembuh, dia punya semangat baru yaitu harus bekerja demi masa depan keluarganya. (*/vci)

Tinggalkan Balasan